Kategori: berita

  • Prediksi Harga Emas 2025: Naik atau Turun 

    Prediksi Harga Emas 2025: Naik atau Turun 

    Prediksi harga emas 2025 naik atau turunpre , banyak investor dan pengamat pasar mulai menaruh perhatian besar pada pergerakan harga emas. Emas, yang di kenal sebagai aset safe haven, seringkali mencerminkan sentimen global terhadap risiko ekonomi, inflasi, dan gejolak geopolitik. Maka, tak heran jika banyak pihak mencoba memprediksi, apakah harga emas akan naik atau justru turun di tahun ini.

    Sepanjang tahun 2024, emas mengalami fluktuasi cukup tajam. Ketegangan global, inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, serta kebijakan suku bunga dari bank sentral besar seperti The Fed dan ECB memainkan peran penting dalam menggerakkan harga logam mulia ini. Kini, dengan memasuki 2025, sejumlah analis memperkirakan tren positif masih akan berlanjut, namun dengan catatan.

    Salah satu faktor utama yang di nilai akan mendorong harga emas naik adalah kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter. Jika suku bunga mulai di turunkan, permintaan terhadap aset berisiko rendah seperti emas bisa meningkat tajam. Di sisi lain, jika bank sentral tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama, bisa jadi harga emas akan stagnan atau bahkan menurun, terutama jika inflasi global sudah mulai terkendali.

    Prediksi Harga Emas 2025

    Kondisi geopolitik juga tak bisa di abaikan. Ketegangan di beberapa kawasan dunia bisa mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai. Investor cenderung mencari perlindungan di tengah ketidakpastian, dan emas sering kali menjadi pilihan utama. Namun, bila stabilitas global membaik dan risiko menurun, permintaan terhadap emas bisa menurun pula.

    Melihat kompleksitas faktor yang mempengaruhi harga emas di tahun 2025 tak bisa di sederhanakan. Namun satu hal yang pasti, emas tetap menjadi instrumen penting dalam di versifikasi portofolio. Baik naik atau turun, emas selalu memiliki peran dalam menjaga keseimbangan nilai aset, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

    Faktor-Faktor Kunci yang Mempengaruhi Harga Emas di 2025

    Selain sentimen global dan kebijakan suku bunga, ada beberapa faktor lain yang berpotensi mempengaruhi arah harga emas sepanjang tahun 2025. Salah satunya adalah permintaan industri dan konsumsi perhiasan, terutama dari negara-negara seperti India dan Tiongkok. Kedua negara ini di kenal sebagai konsumen emas terbesar di dunia, dan pergerakan permintaan domestik mereka bisa berdampak signifikan terhadap harga global.

    Dari sisi produksi, ketersediaan emas dari tambang juga menjadi variabel penting. Jika terjadi gangguan produksi akibat faktor alam, regulasi, atau geopolitik di negara penghasil emas utama seperti Afrika Selatan, Rusia, atau Australia, maka suplai bisa menurun dan mendorong harga naik. Sebaliknya, jika produksi stabil dan permintaan melemah, maka bisa jadi harga justru terkoreksi.

    Inovasi teknologi dan tren investasi di gital pun tak bisa diabaikan. Munculnya instrumen-instrumen investasi baru berbasis blockchain atau tokenisasi aset emas memberikan alternatif baru bagi investor ritel. Ini bisa membuka pintu bagi pasar emas yang lebih luas, tetapi juga menciptakan volatilitas yang lebih tinggi karena partisipasi spekulatif.

    Tak kalah penting, kekuatan dolar AS masih menjadi penentu utama dalam harga emas dunia. Emas dan dolar memiliki hubungan terbalik—saat dolar menguat, emas cenderung melemah karena menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Oleh karena itu, arah indeks dolar dan kebijakan fiskal pemerintah AS akan terus di awasi ketat oleh para pelaku pasar emas.

    Secara keseluruhan, 2025 menjadi tahun yang menarik untuk pasar logam mulia ini. Dengan kombinasi antara ketidakpastian global, arah kebijakan bank sentral, dan dinamika pasar domestik dari negara konsumen dan produsen utama, harga emas bisa menjadi sangat fluktuatif. Untuk para investor, penting untuk terus memperbarui informasi dan menyesuaikan strategi secara fleksibel terhadap perubahan kondisi pasar yang cepat.

    Bagaimana Investor Bisa Menyikapi Volatilitas Harga Emas di 2025?

    Menghadapi ketidakpastian arah harga emas di tahun 2025, investor di tuntut untuk lebih bijak dalam mengambil posisi. Volatilitas yang tinggi tentu membawa peluang, tapi juga risiko yang tidak kecil. Oleh karena itu, strategi pengelolaan risiko menjadi kunci agar investasi emas tetap memberikan keuntungan jangka panjang.

    Langkah pertama yang perlu di perhatikan adalah memahami profil risiko pribadi. Emas memang cocok sebagai aset pelindung nilai, namun bukan berarti seluruh portofolio harus di alokasikan ke logam mulia ini. Di versifikasi tetap menjadi strategi utama yang di anjurkan oleh banyak analis. Kombinasi antara emas, saham, obligasi, dan instrumen lainnya bisa membantu menyeimbangkan potensi keuntungan dan risiko.

    Selain itu, investor juga perlu menentukan tujuan investasinya dengan jelas. Jika tujuan utamanya adalah perlindungan terhadap inflasi, maka investasi emas bisa di lakukan dalam bentuk fisik seperti emas batangan atau koin. Namun jika orientasinya adalah jangka pendek atau spekulatif, maka instrumen seperti ETF emas atau kontrak berjangka bisa jadi pilihan yang lebih fleksibel.

    Monitoring pasar juga menjadi kebiasaan penting. Di era di gital saat ini, berbagai platform menyediakan informasi real-time seputar harga emas, kebijakan ekonomi, hingga analisis teknikal dan fundamental. Mengikuti perkembangan tersebut secara rutin bisa membantu investor mengambil keputusan yang lebih tepat waktu.

    Tak kalah penting, hindari keputusan emosional saat pasar bergerak ekstrem. Salah satu kesalahan umum adalah membeli emas saat harganya sedang tinggi karena dorongan fear of missing out (FOMO), atau menjual secara panik saat terjadi koreksi tajam. Dalam kondisi seperti itu, pendekatan disiplin dan berbasis data akan jauh lebih efektif.

    Kesimpulannya, menyikapi volatilitas harga emas di 2025 membutuhkan kombinasi antara strategi, pengetahuan, dan pengendalian emosi. Dengan perencanaan yang matang, emas bisa tetap menjadi aset yang menguntungkan meski dalam situasi pasar yang tidak pasti.

    Perbandingan Emas dengan Aset Lain di Tahun 2025

    Di tengah ketidakpastian ekonomi global tahun 2025, membandingkan emas dengan aset lain menjadi langkah penting sebelum mengambil keputusan investasi. Emas sering di sebut sebagai “aset aman” karena nilainya yang relatif stabil dalam jangka panjang. Namun, dalam iklim pasar yang di namis seperti sekarang, banyak investor mulai menimbang ulang pilihan antara emas, saham, kripto, dan obligasi.

    Dari sisi stabilitas, emas tetap unggul. Ketika pasar saham mengalami koreksi tajam atau nilai tukar berfluktuasi liar, harga emas cenderung bertahan atau bahkan menguat. Ini yang membuatnya banyak diburu saat kondisi global memburuk. Namun, emas tidak menghasilkan pendapatan seperti dividen saham atau bunga obligasi. Artinya, emas hanya mengandalkan kenaikan harga sebagai sumber keuntungan.

    Di sisi lain, saham menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi, terutama saat ekonomi tumbuh. Namun volatilitas pasar saham juga cukup tinggi, terlebih jika terjadi gejolak politik atau krisis keuangan. Tahun 2025 diprediksi akan di warnai ketidakpastian geopolitik dan transisi ekonomi digital, sehingga investor harus ekstra hati-hati dalam memilih sektor dan emiten.

    Untuk kripto, walaupun sempat naik daun, aset ini tetap dianggap berisiko tinggi. Nilainya sangat mudah dipengaruhi oleh sentimen pasar dan regulasi pemerintah. Meski ada potensi cuan besar, kripto kurang cocok sebagai pengganti emas untuk tujuan perlindungan nilai.

    Obligasi, khususnya dari negara maju, masih jadi alternatif aman. Tapi dengan suku bunga yang mulai turun, imbal hasilnya bisa menurun juga, membuat emas kembali dilirik sebagai alternatif jangka menengah.

    Melihat perbandingan ini, jelas bahwa emas punya tempat tersendiri di portofolio investasi. Bukan sebagai pengganti aset lain, tapi sebagai pelengkap untuk menjaga keseimbangan. Strategi yang ideal di 2025 adalah memadukan emas dengan aset lain secara proporsional sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko masing-masing investor.

    Peran Bank Sentral dan Inflasi dalam Menentukan Harga Emas

    Salah satu faktor yang paling memengaruhi harga emas sepanjang sejarah adalah kebijakan bank sentral, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok. Di tahun 2025, keputusan-keputusan dari lembaga seperti Federal Reserve (The Fed) akan sangat menentukan arah pergerakan harga emas global.

    Bank sentral menggunakan kebijakan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Saat suku bunga dinaikkan, investor cenderung mengalihkan dana ke aset berbunga seperti obligasi karena menawarkan imbal hasil yang lebih menarik. Dalam situasi seperti ini, harga emas biasanya melemah karena tidak menghasilkan pendapatan tetap. Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan atau tetap rendah, daya tarik emas meningkat karena biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah.

    Inflasi juga menjadi faktor penting. Jika inflasi tinggi dan suku bunga riil (suku bunga dikurangi inflasi) rendah atau negatif, maka emas biasanya naik karena dianggap mampu menjaga daya beli. Pada 2025, banyak negara masih bergulat dengan sisa-sisa tekanan inflasi dari krisis global sebelumnya, yang membuat emas tetap relevan sebagai pelindung nilai.

    Selain itu, kebijakan stimulus atau pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) juga memicu kekhawatiran akan pelemahan mata uang fiat, yang pada akhirnya mendorong permintaan terhadap emas fisik maupun digital. Banyak investor institusi kini memasukkan emas ke dalam strategi lindung nilai (hedging), terutama untuk menghadapi ketidakpastian fiskal.

    Namun, penting juga memperhatikan potensi penurunan inflasi global. Jika harga-harga mulai stabil dan bank sentral bersikap lebih ketat, maka sentimen terhadap emas bisa berbalik. Inilah sebabnya investor harus terus mengikuti perkembangan makroekonomi secara aktif.

    Dengan memahami hubungan antara kebijakan bank sentral, inflasi, dan emas, investor akan lebih siap menghadapi fluktuasi harga logam mulia ini di sepanjang 2025. Mengikuti pernyataan resmi dan data ekonomi terbaru bisa menjadi kunci dalam membaca arah pasar emas ke depan.

  • Keuangan Sehat Dompet yang Disiplin

    Keuangan sehat dompet yang disiplin bukanlah hasil dari penghasilan besar semata, tapi dimulai dari kebiasaan kecil yang konsisten—salah satunya adalah mendisiplinkan. Mungkin terdengar sederhana, tapi cara seseorang memperlakukan dompetnya bisa mencerminkan bagaimana ia mengelola uang secara keseluruhan.

    Banyak orang sering tidak sadar ke mana uangnya pergi. Dalam sebulan, pengeluaran kecil yang terlihat tidak berarti bisa menumpuk dan menggerus keuangan tanpa disadari. Misalnya, kopi harian, langganan digital yang tidak digunakan, atau jajan impulsif. Dompet yang disiplin adalah cerminan dari seseorang yang sadar betul pada setiap rupiah yang keluar.

    Mendisiplinkan dompet artinya mulai Sehat mencatat pengeluaran, sekecil apa pun itu. Ini bukan soal pelit, tapi membentuk kesadaran. Saat kita terbiasa mencatat, maka keputusan belanja akan jadi lebih rasional. Kita juga bisa mengelompokkan mana kebutuhan dan mana keinginan.

    Selain itu,Keuangan Sehat membawa uang secukupnya saat bepergian juga menjadi langkah penting. Uang tunai yang terlalu banyak sering menggoda untuk dibelanjakan. Dengan membawa uang sesuai rencana, kita secara tidak langsung membatasi diri dari pengeluaran yang tidak perlu.

    Disiplin dompet juga mencakup penggunaan kartu. Terlalu mudah gesek kartu bisa membuat kita lupa bahwa uang yang digunakan adalah uang nyata. Gunakan kartu hanya untuk hal penting dan pastikan selalu dibayar lunas setiap bulannya agar tidak terjebak utang bunga tinggi.

    Tak kalah penting, sediakan ruang dalam dompet untuk menaruh daftar belanja atau pengingat anggaran. Hal ini mungkin tampak kuno, tapi sangat efektif untuk mengontrol keinginan belanja impulsif.

    Dompet yang disiplin bukan hanya menjaga fisik uang tetap aman, tapi juga melatih kebiasaan finansial yang sehat. Dari sinilah keuangan yang stabil, tertata, dan bebas stres bisa perlahan dibangun. Karena sejatinya, perjalanan menuju kesejahteraan dimulai dari kebiasaan kecil yang dilakukan dengan penuh kesadaran.

    Membangun Kebiasaan Finansial Positif Sehari-hari

    Memiliki dompet yang disiplin adalah awal yang baik, namun kebiasaan sehari-hari juga berperan penting dalam membentuk keuangan yang secara jangka panjang. Salah satu langkah sederhana yang bisa dimulai, adalah membiasakan diri mengecek pengeluaran harian di penghujung hari. Aktivitas ini tidak memakan waktu lama, tetapi dampaknya besar karena membantu kita tetap sadar akan arus keluar uang secara real-time.

    Kebiasaan lain yang mendukung kedisiplinan finansial adalah membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko. Daftar ini mencegah kita membeli barang-barang di luar kebutuhan yang sebenarnya. Selain menghemat, Cara ini juga membuat kita lebih terarah dalam memenuhi kebutuhan bulanan tanpa mengorbankan anggaran yang sudah disusun.

    Menentukan prioritas dalam setiap keputusan finansial juga penting. Sebagai contoh, jika kita mendapatkan penghasilan tambahan, sebaiknya langsung alokasikan untuk kebutuhan jangka panjang seperti tabungan, dana darurat, atau investasi. Hindari godaan untuk langsung membelanjakan semua uang tambahan tersebut untuk kesenangan sesaat.

    Disiplin dalam menabung juga harus di bangun secara konsisten. Tidak harus langsung dalam jumlah besar. Justru menabung sedikit tetapi rutin jauh lebih efektif di banding menunggu waktu yang “Keuangan Sehat” untuk menyisihkan uang dalam jumlah besar. Banyak aplikasi keuangan sekarang yang memudahkan kita untuk menabung otomatis, bahkan mulai dari nominal kecil.

    Selanjutnya, usahakan untuk selalu menunda pembelian impulsif. Biasakan memberi waktu minimal 24 jam sebelum membeli barang yang tidak ada dalam daftar kebutuhan. Dalam banyak kasus, keinginan belanja tersebut akan menghilang keesokan harinya, yang berarti kita berhasil menghindari pengeluaran yang tidak perlu.

    Kebiasaan kecil seperti ini, jika di lakukan secara konsisten, akan

    memperkuat pondasi keuangan pribadi. Dengan memadukan dompet yang disiplin dan kebiasaan finansial positif, kita bisa menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang kuat, tahan terhadap godaan konsumtif, dan mendukung tujuan jangka panjang secara bertahap namun pasti.

    Menghindari Perilaku Konsumtif yang Mengganggu Keseimbangan Keuangan

    Keuangan Sehat Dompet Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga Keuangan sehat dompet tetap disiplin adalah perilaku konsumtif yang sering muncul tanpa di sadari. Perilaku ini bisa di picu oleh banyak faktor, mulai dari tekanan sosial, kebiasaan belanja sebagai pelarian emosi, hingga promosi digital yang terus-menerus membombardir kita setiap hari. Tanpa kesadaran yang kuat, kita mudah tergelincir dalam pengeluaran yang tidak di perlukan.

    Agar tidak terjebak dalam kebiasaan konsumtif, penting untuk mengenali pola belanja pribadi. Misalnya, apakah kamu sering belanja online saat bosan atau stres? Atau mudah tergoda dengan promo “diskon besar” meskipun barang tersebut tidak di butuhkan? Mengenali pemicu ini akan membantu mengantisipasi sebelum uang terlanjur keluar.

    Langkah berikutnya adalah membatasi akses ke hal-hal yang mendorong perilaku konsumtif. Misalnya, menghapus aplikasi belanja dari ponsel, unfollow akun-akun promosi yang menggoda, atau membatasi waktu scrolling media sosial. Dengan begitu, kita bisa menciptakan ruang untuk berpikir lebih rasional sebelum membuat keputusan pembelian.

    Selain itu, memiliki tujuan finansial yang jelas akan membantu mengarahkan fokus. Ketika kita punya target—entah itu membeli rumah, menyiapkan dana pendidikan, atau liburan yang sudah di rencanakan—maka setiap pengeluaran akan di pertimbangkan ulang. Tujuan ini menjadi pengingat untuk menahan diri dari membeli hal-hal yang tidak relevan dengan prioritas keuangan kita.

    Mengadopsi gaya hidup minimalis juga bisa menjadi strategi efektif. Hidup dengan barang secukupnya bukan berarti kekurangan, melainkan bentuk kontrol diri dan penghargaan terhadap apa yang sudah di miliki. Dengan prinsip ini, keinginan belanja berlebihan bisa di tekan secara alami.

    Keseimbangan keuangan tidak datang dengan sendirinya. Di perlukan kesadaran, niat kuat, dan kebiasaan yang d ibentuk dari hari ke hari. Dengan menghindari perilaku konsumtif dan menggantinya dengan kebiasaan bijak, dompet yang disiplin akan menjadi bagian dari gaya hidup yang stabil dan penuh kontrol.

    Pentingnya Evaluasi Keuangan Secara Berkala

    Keuangan Sehat Dompet Menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan keuangan tidak cukup hanya dengan menerapkan kebiasaan sehari-hari, tetapi juga membutuhkan proses evaluasi secara berkala. Evaluasi ini berfungsi untuk mengukur seberapa efektif strategi yang telah di terapkan dan sejauh mana tujuan keuangan tercapai.

    Setiap bulan, luangkan waktu khusus untuk mengecek kondisi keuangan pribadi. Mulai dari mencatat total pemasukan dan pengeluaran, memeriksa saldo tabungan, hingga meninjau utang atau cicilan yang masih berjalan. Dengan data ini, kita bisa mengetahui apakah anggaran yang telah di buat benar-benar berjalan sesuai rencana atau perlu di sesuaikan.

    Evaluasi juga membantu menemukan kebocoran finansial yang mungkin luput dari perhatian harian. Kadang, ada pengeluaran kecil yang terjadi berulang-ulang dan tanpa sadar menjadi beban besar di akhir bulan. Dengan melihat catatan bulanan, kebocoran ini lebih mudah terdeteksi dan segera di perbaiki.

    Tak hanya itu, evaluasi keuangan bisa menjadi motivasi tambahan. Saat melihat tabungan yang bertambah atau utang yang berkurang, ada rasa pencapaian yang mendorong kita untuk terus konsisten. Sebaliknya, bila hasil evaluasi menunjukkan kemunduran, itu bisa menjadi sinyal untuk meninjau ulang pola pengeluaran dan mencari solusi yang lebih efektif.

    Evaluasi juga penting ketika terjadi perubahan situasi, seperti naik gaji, kehilangan pekerjaan, atau adanya kebutuhan darurat. Dalam kondisi seperti ini, perencanaan keuangan harus di sesuaikan agar tetap relevan dan mampu menjaga kestabilan.

    Untuk mempermudah evaluasi, kita bisa menggunakan aplikasi pencatat keuangan atau spreadsheet sederhana. Yang terpenting adalah konsistensinya. Evaluasi yang rutin—misalnya setiap akhir bulan—akan membentuk kebiasaan reflektif terhadap keuangan pribadi.

    Dengan menjadikan evaluasi sebagai bagian dari rutinitas, dompet yang disiplin tidak hanya menjadi simbol keteraturan, tetapi juga alat strategis untuk menjaga kesehatan finansial jangka panjang. Disiplin tanpa evaluasi bisa berjalan tanpa arah, sedangkan evaluasi membantu memastikan setiap langkah tetap berada di jalur yang benar.

    Mengajarkan Disiplin Keuangan Sejak Dini

    Keuangan Sehat Dompet sehat Kebiasaan mengelola keuangan dengan disiplin sebaiknya tidak hanya di terapkan saat usia dewasa, tapi juga mulai di ajarkan sejak dini. Anak-anak yang di kenalkan pada konsep uang, menabung, dan membedakan kebutuhan dan keinginan sejak kecil cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih bijak secara finansial ketika dewasa nanti.

    Salah satu cara paling efektif untuk mengenalkan disiplin keuangan pada anak adalah melalui praktik langsung. Misalnya, dengan memberi uang saku mingguan dan membimbing mereka untuk mengelolanya. Anak dapat belajar bagaimana cara menyisihkan sebagian uang untuk ditabung, sebagian lagi untuk pengeluaran, dan bahkan sebagian kecil untuk berbagi.

    Orang tua juga bisa membuat sistem sederhana seperti celengan tiga bagian: satu untuk tabungan, satu untuk pengeluaran, dan satu untuk donasi. Lewat metode ini, anak belajar bahwa uang tidak hanya untuk dibelanjakan, tetapi juga ada nilai tanggung jawab dan empati di dalamnya.

    Mengajak anak terlibat dalam perencanaan keuangan keluarga juga bisa menjadi edukasi tersendiri. Contohnya, saat merencanakan belanja bulanan, orang tua bisa menjelaskan bagaimana menyusun daftar kebutuhan, menetapkan anggaran, dan menghindari pembelian impulsif. Ini menanamkan kesadaran bahwa uang memiliki batas dan harus d igunakan dengan bijak.

    Dengan mengenalkan nilai-nilai ini lebih awal, anak akan tumbuh dengan pola pikir yang lebih kuat dalam menghadapi godaan konsumtif. Mereka pun lebih siap menghadapi dunia nyata di mana manajemen keuangan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

    Membangun dompet yang disiplin bukan hanya soal cara mengatur uang, tetapi juga menanamkan nilai tanggung jawab dan perencanaan. Dengan memperluas pemahaman ini ke generasi berikutnya, kita tidak hanya menjaga keuangan pribadi tetap sehat, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih bijak dalam mengelola keuangan. Sebab pada akhirnya, budaya keuangan yang sehat harus di mulai dari keluarga dan di wariskan melalui kebiasaan yang baik.

  • Harga Emas Tidak Pernah Turun

    Harga Emas Tidak

    Harga emas tidak pernah turun, dalam dunia investasi, tidak banyak aset yang punya reputasi sekuat emas. Logam kuning ini di anggap sebagai simbol kekayaan, kestabilan, dan keamanan. Ketika pasar saham berguncang, nilai mata uang melemah, atau ketegangan geopolitik meningkat, emas justru jadi primadona. Tapi satu hal yang membuat banyak orang penasaran adalah: kenapa harga emas begitu sulit untuk turun, terutama dalam jangka panjang?

    Harga emas bisa naik dan turun dalam hitungan hari, bahkan jam. Namun, jika di lihat dari kacamata lebih luas, penurunan harga emas cenderung bersifat sementara. Grafik jangka panjang menunjukkan tren yang dominan naik atau stabil, bukan terjun bebas seperti yang sering terjadi pada saham atau mata uang digital.

    Lalu, apa yang membuat emas begitu tangguh? Kenapa nilainya seakan tidak tergoyahkan oleh waktu? Artikel ini akan membedah faktor-faktor utama yang menjadikan harga emas tidak mudah turun.

    1. Emas Bukan Sekadar Aset, Tapi Simbol Kepercayaan

    Hal pertama yang harus di pahami adalah bahwa emas bukan hanya barang dagangan. Ia adalah representasi dari kepercayaan global terhadap nilai yang stabil. Tidak seperti saham yang bergantung pada performa perusahaan, atau kripto yang tergantung pada teknologi dan adopsi pasar, emas telah di percaya selama ribuan tahun sebagai penyimpan nilai.

    Kepercayaan ini tidak bisa di gantikan begitu saja oleh aset lain. Bahkan saat instrumen investasi baru bermunculan, emas tetap eksis sebagai tempat berlindung utama. Ketika dunia di rundung ketidakpastian, permintaan terhadap emas meningkat—dan ketika permintaan naik, harga sulit turun.

    2. Pasokan Emas Terbatas dan Tidak Bisa Direplikasi

    Harga sebuah barang sangat di pengaruhi oleh hukum ekonomi dasar: permintaan dan penawaran. Dalam kasus emas, penawaran sangat terbatas. Proses menambang emas tidak mudah, butuh biaya besar, waktu panjang, dan teknologi yang rumit.

    Setiap tahun, hanya sekitar 2.500 hingga 3.000 ton emas baru yang berhasil di tambang. Sementara permintaan global—baik untuk industri, perhiasan, maupun investasi—selalu lebih tinggi dari itu. Ini menciptakan tekanan harga ke atas secara konstan.

    Karena emas tidak bisa “di cetak” seperti uang kertas atau “di program” seperti kripto, nilainya lebih stabil. Penurunan harga besar-besaran menjadi sangat jarang terjadi.

    3. Tidak Tergerus Inflasi Seperti Uang Kertas

    Uang kertas dari tahun ke tahun mengalami penurunan nilai beli karena inflasi. Namun emas justru menunjukkan daya tahan terhadap inflasi. Inilah sebabnya banyak investor membeli emas sebagai alat lindung nilai.

    Ketika bank sentral mencetak lebih banyak uang untuk merangsang perekonomian, inflasi biasanya meningkat. Dalam situasi ini, masyarakat cenderung membeli emas karena nilainya tidak turun seperti uang. Permintaan meningkat, dan harga cenderung bertahan atau naik.

    Emas pada dasarnya adalah pelindung dari kegagalan sistem moneter. Itu sebabnya, harganya sangat sulit untuk anjlok, karena justru menjadi tempat pelarian ketika ekonomi melemah.

    4. Cadangan Bank Sentral yang Mendorong Harga Stabil

    Banyak bank sentral di dunia menyimpan emas sebagai bagian dari cadangan devisa. Negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, dan Tiongkok memiliki ribuan ton emas yang di simpan di dalam negeri atau di luar negeri.

    Ketika bank sentral membeli emas dalam jumlah besar, mereka menyerap pasokan di pasar. Ini menciptakan stabilitas harga dan membatasi potensi penurunan drastis.

    Selain itu, bank sentral cenderung tidak menjual emas secara agresif karena emas di anggap sebagai “aset keras” yang menjaga stabilitas nilai tukar. Selama bank-bank ini terus menahan atau membeli emas, harga akan tetap tinggi atau setidaknya tidak merosot drastis.

    5. Sentimen Psikologis dan Tradisi Budaya

    Di banyak negara, emas bukan hanya soal investasi. Ia adalah bagian dari budaya, tradisi, dan simbol status sosial. Di India, misalnya, permintaan emas sangat tinggi karena di anggap membawa keberuntungan dan kekayaan dalam pernikahan atau festival keagamaan.

    Tradisi ini mendorong permintaan yang stabil dan terus-menerus dari generasi ke generasi. Bahkan saat ekonomi melambat, masyarakat tetap membeli emas karena alasan non-ekonomi. Ini menciptakan penopang tambahan bagi harga emas agar tidak mudah jatuh.

    6. Di versifikasi Portofolio Investor Besar

    Investor institusi seperti hedge fund, manajer aset, dan bank investasi global tidak menaruh seluruh uangnya di saham atau obligasi. Mereka biasanya mengalokasikan sebagian dana ke emas sebagai bentuk di versifikasi.

    Emas memiliki korelasi negatif terhadap pasar saham—artinya ketika saham turun, emas biasanya naik. Karena itulah, investor besar selalu menyimpan sebagian dana di logam mulia ini, membuat permintaannya konsisten bahkan saat pasar finansial sedang tenang.

    Diversifikasi ini membantu menjaga stabilitas harga emas karena permintaannya tidak tergantung pada satu kondisi pasar saja.

    7. Geopolitik dan Ketegangan Dunia: Sahabat Emas

    Setiap kali terjadi konflik militer, krisis diplomatik, atau ancaman global—seperti pandemi atau resesi—harga emas cenderung naik. Ini karena emas dianggap sebagai tempat yang aman bagi dana investor.

    Kondisi geopolitik dunia tidak pernah sepenuhnya tenang. Ketegangan di Timur Tengah, konflik Rusia-Ukraina, hingga ketidakpastian hubungan dagang antara negara-negara besar membuat investor terus mengamankan sebagian portofolio mereka di emas.

    Selama dunia masih penuh risiko, permintaan terhadap emas akan selalu ada, dan itu artinya harga emas tidak akan mudah anjlok.

    8. Minat Terhadap Emas Digital dan Emas Fisik

    Teknologi justru mendorong kenaikan permintaan emas. Kini, masyarakat bisa membeli emas digital dengan mudah melalui aplikasi atau platform online. Emas fisik pun bisa dibeli dalam ukuran kecil—bahkan 0,01 gram—membuatnya lebih terjangkau.

    Digitalisasi emas membuka pasar yang lebih luas. Generasi muda yang sebelumnya lebih tertarik ke kripto atau saham kini mulai mempertimbangkan emas karena akses yang mudah dan transparan.

    Dengan pasar yang makin besar, fluktuasi kecil masih mungkin terjadi, tapi tren penurunan besar cenderung tidak terjadi karena permintaan yang terus bertambah.

    9. Produksi Semakin Mahal dan Rumit

    Harga emas tidak hanya ditentukan oleh permintaan, tapi juga oleh biaya produksinya. Biaya menambang emas meningkat dari tahun ke tahun karena:

    • Lokasi tambang semakin terpencil dan dalam.
    • Kadar emas dalam bijih makin rendah.
    • Regulasi lingkungan semakin ketat.
    • Biaya tenaga kerja dan energi naik.

    Dengan biaya produksi yang mahal, perusahaan tambang tidak bisa menjual emas dengan harga rendah. Jika harga emas turun terlalu tajam, produksi akan berhenti, pasokan akan berkurang, dan harga otomatis naik lagi. Ini menciptakan batas bawah alami terhadap harga emas.

    10. Stigma Positif yang Sulit Dihapuskan

    Tidak seperti aset lain yang bisa kehilangan popularitas karena teknologi baru atau tren pasar, emas memiliki citra yang tidak mudah digoyang. Ia adalah aset yang secara kolektif dihargai oleh manusia dari berbagai latar belakang, budaya, dan era.

    Tidak ada aset lain yang bisa menyamai ketahanan brand seperti emas. Selama stigma positif ini masih ada, investor akan terus mempertahankan emas dalam portofolionya, dan harga akan tetap tinggi.

    Kesimpulan

    Harga emas tidak mudah turun bukan karena kebetulan, tapi karena kombinasi dari kekuatan ekonomi, keterbatasan fisik, serta keyakinan kolektif manusia. Ia adalah satu dari sedikit aset yang mampu bertahan dari inflasi, krisis global, dan evolusi zaman.

    Dalam dunia yang penuh fluktuasi, emas justru menjadi tolok ukur kestabilan. Ia bukan hanya logam, tapi simbol kepercayaan. Itulah sebabnya, meski teknologi berubah, sistem ekonomi berevolusi, dan pasar keuangan makin kompleks—emas tetap berdiri kokoh, dengan harga yang terus dijaga oleh hukum alam dan ekonomi.

  • Kenapa Harga Emas Selalu Naik: Sebuah Fenomena Ekonomi yang Tak Lekang oleh Waktu

    Kenapa Harga Emas Selalu Naik: Sebuah Fenomena Ekonomi yang Tak Lekang oleh Waktu

    Kenapa harga emas selalu naik!, Emas telah menjadi simbol kekayaan, stabilitas, dan keamanan sejak ribuan tahun lalu. Bahkan ketika mata uang modern belum ada, manusia telah menggunakan emas sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Namun di zaman yang serba digital seperti sekarang, satu pertanyaan menarik tetap muncul: kenapa harga emas seolah-olah selalu naik?

    Setiap tahun, jika kita lihat grafik harga emas jangka panjang, trennya selalu menunjukkan arah ke atas. Kadang naik tajam, kadang perlahan, tapi sangat jarang harga emas turun dalam jangka panjang. Apa sebenarnya yang menyebabkan hal ini? Apakah ini hukum alam, permainan pasar, atau ada logika ekonomi tertentu di baliknya?

    Artikel ini akan membongkar lapisan demi lapisan alasan di balik fenomena kenaikan harga emas yang tampaknya tiada akhir. Dari faktor ekonomi global, psikologi manusia, hingga keterbatasan pasokan.

    Emas Bukan Sekadar Logam Mulia

    Sebelum membahas harganya, penting untuk memahami bahwa emas bukan hanya komoditas biasa. Ia punya karakteristik unik yang membedakannya dari logam lain:

    Kenapa Harga Emas
    • Tidak bisa rusak, karat, atau hancur.
    • Jumlahnya terbatas di bumi.
    • Selalu di terima sebagai alat tukar lintas negara.
    • Di gunakan dalam industri, perhiasan, dan investasi.

    Gabungan dari semua faktor ini membuat emas menjadi sesuatu yang langka sekaligus universal. Tidak heran jika ia menjadi aset “safe haven” alias tempat berlindung ketika ekonomi global bergejolak.

    1. Inflasi: Musuh Abadi Uang Kertas

    Salah satu alasan utama harga emas naik dari waktu ke waktu adalah inflasi. Dalam istilah sederhana, inflasi adalah ketika nilai uang kertas terus menurun. Apa yang bisa di beli dengan Rp10.000 sepuluh tahun lalu, sekarang mungkin butuh Rp25.000 atau lebih.

    Sementara uang terus kehilangan daya beli, emas justru mempertahankan nilainya. Bahkan cenderung naik mengikuti inflasi. Inilah sebabnya orang menyimpan emas bukan untuk “mendapatkan untung besar”, tapi untuk menjaga nilai kekayaan mereka.

    Emas bukanlah investasi spekulatif. Ia adalah pelindung nilai.

    2. Keterbatasan Pasokan Emas

    Tidak seperti uang yang bisa di cetak sesuka hati oleh bank sentral, emas tidak bisa “dibuat” begitu saja. Ia harus di tambang dari perut bumi, melalui proses yang panjang, mahal, dan semakin sulit dari tahun ke tahun.

    Tambang emas besar makin sedikit. Biaya produksi makin tinggi. Cadangan emas baru makin langka. Semua ini membuat pasokan emas sangat terbatas—bahkan lebih langka dari permintaannya. Ketika permintaan tetap atau meningkat tapi pasokan terbatas, harga secara alami akan naik.

    3. Permintaan Global yang Stabil dan Tumbuh

    Permintaan emas datang dari berbagai sektor:

    • Perhiasan: Negara seperti India dan Tiongkok adalah konsumen emas perhiasan terbesar.
    • Investasi: Masyarakat, bank, dan institusi keuangan membeli emas sebagai cadangan.
    • Cadangan Bank Sentral: Banyak negara membeli emas untuk memperkuat nilai mata uangnya.
    • Industri: Di gunakan dalam elektronik, kesehatan, dan teknologi.

    Kombinasi semua sektor ini membuat permintaan terhadap emas selalu tinggi. Bahkan di masa krisis, ketika orang menarik uangnya dari saham atau properti, mereka beralih ke emas. Ini membuat harganya tetap tinggi atau bahkan melonjak.

    4. Krisis Ekonomi dan Politik: Sahabat Setia Harga Emas

    Setiap kali dunia dilanda ketidakpastian—apakah itu krisis keuangan, perang, pandemi, atau ketegangan politik—emas selalu menjadi tempat berlindung.

    Contohnya, saat krisis finansial global 2008, harga emas melonjak karena investor takut akan runtuhnya sistem keuangan. Begitu pula saat pandemi COVID-19 melanda tahun 2020, harga emas naik ke rekor tertingginya karena orang butuh aset yang stabil.

    Dalam dunia yang tak pasti, emas adalah kepastian.

    5. Depresiasi Nilai Mata Uang Dunia

    Hampir semua mata uang fiat (uang yang tidak di dukung oleh komoditas) mengalami depresiasi dalam jangka panjang. Nilai tukar dolar AS terhadap emas, misalnya, telah melemah secara signifikan selama 50 tahun terakhir.

    Karena sebagian besar perdagangan global menggunakan dolar, setiap kali dolar melemah, harga emas otomatis terlihat naik. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah nilai mata uang yang turun—bukan harga emas yang benar-benar melonjak. Emas hanya mencerminkan nilai asli uang.

    6. Psikologi Manusia dan Kepercayaan Kolektif

    Faktor tak kalah penting adalah persepsi dan keyakinan. Manusia secara kolektif percaya bahwa emas bernilai tinggi. Keyakinan ini bertahan dari zaman Mesir kuno hingga era modern.

    Ketika orang percaya bahwa emas adalah “aset aman”, maka permintaannya akan terus ada. Bahkan generasi muda yang cenderung digital tetap melihat emas sebagai investasi yang “pasti”. Psikologi ini memperkuat nilainya dan menjaga kenaikan harganya dalam jangka panjang.

    7. Peran Teknologi dan Digitalisasi

    Meski terdengar kontras, teknologi justru mempercepat naiknya harga emas. Kini, orang bisa membeli emas digital hanya dengan aplikasi di smartphone. Ini membuka pasar emas ke jutaan orang yang sebelumnya tidak punya akses.

    Dengan makin banyaknya orang yang bisa membeli emas, maka permintaannya pun melonjak. Dan seperti yang kita tahu, permintaan tinggi dengan pasokan terbatas hanya berarti satu hal: kenaikan harga.

    8. Ketidakseimbangan Antara Produksi dan Konsumsi

    Setiap tahun, dunia mengonsumsi lebih banyak emas daripada yang bisa di tambang. Sisa permintaan di tutupi oleh daur ulang atau penjualan kembali emas lama. Tapi dalam banyak kasus, permintaan tetap lebih besar dari pasokan.

    Ketidakseimbangan ini menciptakan tekanan harga. Para produsen tidak bisa menambang lebih cepat, sementara pasar terus membutuhkan. Maka, kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.

    9. Peran Spekulan dan Trader Global

    Pasar emas juga dipengaruhi oleh spekulan dan investor besar. Mereka membeli dan menjual emas dalam volume besar berdasarkan prediksi tren pasar. Saat ada prediksi kenaikan, banyak trader besar masuk dan membeli, yang otomatis menaikkan harga.

    Di sisi lain, ketika spekulasi negatif muncul, harga bisa turun untuk sementara. Namun secara umum, arus spekulatif lebih sering mendorong harga naik daripada turun.

    10. Kurangnya Alternatif Aset Stabil

    Banyak aset lain—seperti saham, properti, atau kripto—memiliki risiko tinggi dan tidak cocok untuk semua orang. Di sinilah emas menjadi primadona.

    Ia bisa dipegang fisik, mudah dicairkan, di terima di mana-mana, dan nilainya relatif stabil. Selama belum ada aset lain yang bisa menandingi kombinasi itu, emas akan tetap dicari dan harganya akan terus naik.

    Bagaimana Pola Kenaikan Harga Emas Terjadi?

    Kenaikan harga emas tidak terjadi setiap hari. Tapi jika dilihat dalam rentang waktu 5, 10, atau 20 tahun, grafiknya selalu naik.

    • Tahun 2000: Harga emas sekitar USD 270 per ons.
    • Tahun 2010: Melonjak jadi USD 1.200–1.400 per ons.
    • Tahun 2020: Mencapai lebih dari USD 1.800.
    • Tahun 2024–2025: Melewati USD 2.000 per ons.

    Tren ini menunjukkan bahwa meski ada fluktuasi jangka pendek, arah jangka panjangnya tetap naik. Ini membuat emas sangat ideal untuk investasi jangka menengah hingga panjang.

    Apakah Harga Emas Bisa Turun?

    Jawabannya: bisa, tapi cenderung sementara.

    Ketika ekonomi membaik, saham naik, dan suku bunga bank tinggi, orang cenderung meninggalkan emas. Ini bisa membuat harga turun untuk beberapa waktu. Namun penurunan ini jarang drastis dan biasanya diikuti rebound.

    Faktor jangka panjang seperti inflasi, krisis, dan psikologi pasar akan selalu mengembalikan harga emas ke tren naik.

    Kesimpulan

    Harga emas selalu naik bukan karena sihir atau mitos, tapi karena kombinasi dari ekonomi, psikologi, dan realitas dunia. Ia langka, stabil, dipercaya, dan tidak bisa diciptakan secara instan. Di dunia yang penuh ketidakpastian, emas adalah simbol kepercayaan dan ketahanan.

    Selama manusia masih mempercayai emas sebagai penyimpan nilai, selama ekonomi masih memiliki risiko inflasi, dan selama dunia masih menghadapi krisis—harga emas akan terus naik. Bukan karena emas yang berubah, tapi karena dunia di sekitarnya yang terus bergejolak.

    Dan di tengah semua itu, emas tetap bersinar.

  • Imbas Perang Dagang Rupiah Melemah

    Imbas Perang Dagang Rupiah Melemah

    Imbas Perang Dagang – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana untuk mengenakan pajak tambahan atas barang-barang yang masuk ke negara tersebut dari tempat lain, termasuk Indonesia. Hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah bagi perekonomian Indonesia.

    Jika ia mengumumkan hal ini pada tanggal 2 April 2025, harga emas dapat naik dan nilai tukar mata uang Indonesia, yang disebut Rupiah, dapat melemah. Ibrahim menjelaskan bahwa ketika pajak baru Trump diterapkan, barang-barang seperti batu bara dan minyak sawit akan menjadi lebih mahal jika dijual di Amerika.

    Ini berarti bahwa pemerintah Indonesia perlu mencari tempat baru untuk menjual produk-produk tersebut. Ibrahim khawatir perdagangan Indonesia dengan AS dapat terganggu, tetapi ia juga berpikir mungkin ada beberapa hal baik yang dapat diperoleh dari kebijakan baru Trump.

    Ia merasa kecewa dengan situasi perdagangan dan yakin hal itu dapat menyebabkan lebih banyak masalah keuangan bagi negara tersebut.

    Belum jelas apakah Indonesia juga harus membayar pajak tambahan ini. Ibrahim berpendapat bahwa pemerintah harus bersiap menghadapi perubahan apa pun karena banyak negara, termasuk Indonesia, sudah menghadapi tantangan ekonomi. Ia menyebutkan, jika Indonesia memiliki terlalu banyak barang untuk dijual, pemerintah perlu bertindak cepat.

    Pakar keuangan bernama Ibrahim Assuaibi meyakini, akibat keputusan Trump, harga emas bisa naik drastis dan nilai tukar Rupiah bisa mendekati 17 ribu Rupiah untuk setiap dolar AS. Ia mencontohkan, pasar tutup hingga 7 April dan Bank Indonesia tidak turun tangan membantu sehingga nilai tukar Rupiah bisa anjlok.

    Info terbaru

    Harga emas naik lagi hari ini

    Cara Menghasilkan Uang dari HP

    Game Penghasil Dana

    Kenaikan Pajak Import Indonesia Amerika

    Singkatnya, semua negara harus membayar pajak setidaknya 10% atas impor mereka, dan negara-negara yang dianggap tidak adil harus membayar lebih banyak lagi. Menurut Kementerian Perdagangan, masalah ini diperkirakan akan semakin parah pada tahun 2024, yang membuat AS khawatir. Tahun lalu, Indonesia menjual lebih banyak barang ke AS daripada yang dibeli dari mereka, tetapi jumlahnya lebih rendah dari yang dilaporkan AS.

    Situasi ini menempatkan Indonesia di posisi ke-15 di antara negara-negara yang memiliki masalah perdagangan terbesar dengan AS. Selama lima tahun terakhir, jumlah yang dibelanjakan AS untuk barang-barang Indonesia telah meningkat hampir setengahnya. AS adalah pembeli besar pakaian, sepatu, dan minyak sawit Indonesia, yang merupakan produk penting bagi Indonesia. Indonesia menghadapi tantangan baru karena perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump.

    Ini berarti bahwa Indonesia harus membayar pajak tambahan, yang disebut tarif, atas barang-barang yang dijualnya ke AS—hingga 32% lebih banyak karena AS membeli lebih banyak dari Indonesia daripada yang dijualnya kepada mereka. Presiden Trump mengumumkan tarif baru yang lebih tinggi dari sebelumnya untuk banyak negara, termasuk Indonesia.

    AS mengenakan pajak dasar sebesar 10% pada semua impor, ditambah pajak tambahan untuk negara-negara yang dianggap tidak berlaku adil dalam perdagangan. Misalnya, jika negara seperti China mengenakan pajak tinggi pada barang-barang AS, AS akan menanggapinya dengan pajak yang lebih tinggi lagi pada produk mereka.

    Rupiah Makin Melemah pada Tahun 2025

    Salah satu penyebab rupiah melemah adalah komentar Presiden AS Donald Trump tentang tarif perdagangan atas produk Indonesia. Akibatnya, Indonesia akan menghadapi tarif hingga 32%, yang akan membuat orang-orang di AS lebih mahal untuk membeli barang-barang Indonesia.

    Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit produk Indonesia yang dijual di AS, karena orang-orang mungkin memilih untuk membeli produk Amerika. Jika situasi ini terus terjadi, akan semakin sedikit dolar AS yang tersedia di garuda888, yang dapat menyebabkan nilai rupiah terus turun.

    Sebelum libur Idulfitri, pada 27 Maret 2025, rupiah dinilai sebesar Rp16.555 untuk setiap dolar AS, yang berarti menguat sedikit sebesar 0,12%. Nilai rupiah Indonesia terhadap dolar AS telah turun menjadi Rp16.700 untuk setiap dolar AS dalam jenis perdagangan mata uang khusus yang disebut non-deliverable forward (NDF).

    Menurut laporan Refinitiv, pada 3 April 2025, nilai tukar mencapai Rp16.754 per dolar AS, yang merupakan nilai tukar terendah dalam 27 tahun terakhir. NDF adalah cara untuk membeli dan menjual mata uang pada harga yang ditetapkan untuk tanggal yang akan datang, tetapi tidak tersedia di Indonesia; Anda dapat menemukannya di kota-kota keuangan besar seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London. NDF dapat memengaruhi penetapan harga di pasar mata uang reguler, sehingga nilai tukar dalam NDF dapat memengaruhi nilai tukar yang berlaku di Indonesia.

  • Harga Emas Naik Lagi hari Ini

    Harga Emas Naik Lagi hari Ini

    rotyHarga emas batangan Antam kembali menyentuh harga tertingginya, yakni hampir Rp1,8 juta per gram atau tepatnya Rp1.792.000 per gram hingga Jumat, 28 Maret 2025. Pakar keuangan Ariston Tjendra memperkirakan harga emas bahkan bisa mencapai Rp2 juta per gram dalam waktu dekat.

    Pasalnya, harga tersebut sudah naik Rp268.000 sejak awal tahun. Ariston menjelaskan, kenaikan harga emas terjadi karena masyarakat khawatir dengan kondisi ekonomi. Ada kekhawatiran akan terjadinya perang dagang akibat pajak baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kekhawatiran tersebut membuat masyarakat resah, apalagi dengan masih adanya konflik di Timur Tengah dan situasi Rusia-Ukraina. Pakar lain, Lukman Leong, juga memperkirakan harga emas bisa mencapai Rp2 juta per gram.

    Ia mengatakan, hal itu kemungkinan terjadi karena harga emas dunia terus naik, terutama karena kekhawatiran akan terjadinya resesi, khususnya di AS, terkait kebijakan pajak Trump. Ditambah lagi, ada kekhawatiran yang terus berlanjut tentang ambisi Trump terhadap wilayah lain seperti Terusan Panama dan Kanada.

    baca juga:

    kapan lebaran 2025

    Mengapa Harga Emas Naik

    Selain kekhawatiran perdagangan, harga emas juga naik karena bank sentral membeli lebih banyak emas dan orang-orang berinvestasi dalam sesuatu yang disebut Exchange-Traded Funds (ETF) yang mencakup emas. Phillip Streible, seorang ahli dari Blue Line Futures, mengatakan bahwa permintaan yang kuat dari bank sentral dan ETF membantu menjaga harga emas tetap tinggi.

    Investor juga menunggu untuk melihat beberapa data penting yang akan segera keluar tentang berapa banyak orang di AS yang membelanjakan uangnya, yang akan membantu mereka memahami apakah Federal Reserve akan menurunkan suku bunga lagi. Minggu lalu, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga yang sama.

    Emas sering dilihat sebagai pilihan yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi dan politik, dan biasanya berjalan baik ketika suku bunga rendah. Di pasar logam lainnya, perak naik 1,8% menjadi $34,30 per ons, mencapai harga tertinggi sejak Oktober 2024. Pada saat yang sama, platinum naik 0,7% menjadi $981,60 per ons, dan paladium juga naik 0,7% menjadi $974,85 per ons. Pada tanggal 26 Maret 2025, Goldman Sachs menaikkan prediksinya untuk harga emas pada akhir tahun dari $3.100 menjadi $3.300 per ons karena mereka berpikir lebih banyak orang akan membeli ETF dan bank sentral akan terus menginginkan emas.

    Seorang ahli bernama Bob Haberkorn berpikir bahwa harga emas mungkin akan segera naik lebih tinggi, mungkin mencapai $3.100, terutama karena orang-orang membeli lebih banyak emas selama masa-masa yang tidak pasti yang disebabkan oleh tarif baru Trump.

    Pada hari Kamis, 27 Maret 2025, harga emas naik banyak, mencapai rekor tertinggi baru untuk tahun ini. Ini terjadi karena lebih banyak orang ingin membeli emas sebagai investasi yang aman, terutama karena ada kekhawatiran tentang masalah perdagangan karena aturan baru yang ditetapkan oleh Amerika Serikat.

    Kenaikan Harga Emas

    Harga emas meningkat sebesar 1,1%, mencapai $3.052,24 untuk setiap ons, setelah mencapai titik tertingginya di $3.059,30.

    Tahun ini saja, harga emas telah mencapai rekor tertinggi baru 17 kali! Sementara itu, jenis perdagangan emas lain yang disebut kontrak berjangka naik 1,5%, mencapai $3.066,6 per ons, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi $3.070,90. Negara-negara lain seperti Kanada dan Prancis tidak senang dengan pajak baru untuk mobil ini dan mengatakan mereka mungkin akan menanggapinya dengan pajak mereka sendiri.

    Pajak ini akan mulai berlaku tepat setelah pengumuman tarif balasan terhadap negara-negara yang menurut AS berkontribusi terhadap masalah perdagangannya.

  • Kapan Lebaran 2025

    Kapan Lebaran 2025

    RotyLebaran 2025 Kelompok yang berbeda memiliki cara mereka sendiri untuk menentukan kapan Idul Fitri jatuh. Pemerintah, bersama dengan kelompok-kelompok dari Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, yang disebut MABIMS, memiliki aturan khusus. Mereka berpikir bahwa Idul Fitri kemungkinan akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, karena bulan tidak akan cukup tinggi di langit pada tanggal 29 Maret untuk memenuhi persyaratan mereka.

    Di sisi lain, kelompok Muhammadiyah telah memutuskan bahwa Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, berdasarkan perhitungan mereka sendiri tentang pergerakan bulan tanpa perlu melihatnya secara langsung. Idul Fitri adalah hari libur khusus yang dirayakan oleh banyak umat Islam, dan pada tahun 2025, sangat mungkin semua orang akan merayakannya pada hari yang sama.

    Ini karena cara mereka memeriksa awal hari libur, yang didasarkan pada penampakan bulan sabit, terlihat baik bagi semua orang. Para ahli dari sebuah lembaga meteorologi telah mengamati bulan dan membagikan temuan mereka tentang kapan bulan akan terlihat di langit, khususnya pada tanggal 29 dan 30 Maret.

    Namun, keputusan akhir tentang kapan Idul Fitri akan dibuat selama pertemuan khusus yang disebut Sidang Isbat, yang akan terjadi pada tanggal 29 Maret 2025. Kelompok Nahdlatul Ulama (NU) biasanya setuju dengan pemerintah dan memperkirakan Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, berdasarkan hasil pemeriksaan bulan mereka sendiri.

    Jadi, sepertinya semua orang kemungkinan akan merayakan Idul Fitri pada hari yang sama, 31 Maret 2025, tetapi mereka akan mengonfirmasi hal ini selama pertemuan khusus. Seorang profesor yang mempelajari bintang juga percaya Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 31 Maret karena bulan tidak akan terlihat saat matahari terbenam pada tanggal 29 Maret. Kementerian Agama Indonesia juga mendukung tanggal ini.

    Hasil Sidang Isbat Lebaran 2025

    Rapat hari ini akan dimulai dengan pembahasan tentang bulan pada pukul 16.30, kemudian rapat tertutup akan dimulai pada pukul 18.45, dan hasilnya akan dibagikan segera setelah itu.

    Hari ini, pemerintah akan mengadakan rapat khusus untuk memutuskan kapan Syawal dimulai pada tahun 1446 kalender Islam, yang jatuh pada tahun 2025. Mereka akan mengumumkan hasil rapat ini setelah salat Magrib atau sebelum salat Isya.

    Secara sederhana, mereka melihat bulan untuk memutuskan kapan hari libur khusus akan dirayakan! Untuk menentukan awal Syawal, mereka menggunakan dua metode: satu disebut hisab, yang seperti berhitung dengan bintang-bintang, dan yang lainnya disebut rukyat, yang berarti melihat bulan.

    Mereka akan memeriksa bulan di 33 tempat berbeda di Indonesia, kecuali di Bali, di mana ada hari libur yang disebut Nyepi.

    Acara Idul Fitri Presiden dan Wakil Presiden

    Ismail berharap, baik presiden maupun wakil presiden akan melaksanakan salat Idulfitri pertama selama menjabat di Istiqlal. Ia pun memastikan, Menteri Agama Nasaruddin Umar pasti hadir karena ia merupakan Imam Besar masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara itu.

    Ismail berharap, salat Idulfitri kali ini menjadi salat Idulfitri pertama bagi Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran saat memimpin negara ini. Di sisi lain, Guntur Romli, politikus PDIP, menyebutkan, kader partainya akan salat di Masjid Raya At-Taufiq, Lenteng Agung.

    Ia mengaku belum bisa memastikan di mana Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beserta keluarga akan salat. Guntur juga mengatakan, tahun ini sepertinya tidak ada open house di rumah Megawati untuk umum. Acara kumpul-kumpul itu hanya untuk keluarga dan rekan dekat.

    Liburan Idul Fitri Anak Sekolah

    Anak-anak di sekolah akan memulai liburan Idul Fitri mereka pada hari Jumat, 21 Maret 2025, yang merupakan perayaan khusus setelah Ramadan. Aturan liburan untuk tahun ini ditetapkan oleh tiga menteri penting. Menurut aturan mereka, hari-hari utama untuk perayaan Idul Fitri akan jatuh pada hari Senin dan Selasa, 31 Maret dan 1 April 2025.

    Setelah itu, akan ada lebih banyak hari libur untuk dinikmati semua orang mulai dari 2 April hingga 7 April 2025. Sebelum Idul Fitri, ada hari libur lain yang disebut Hari Raya Nyepi, yang jatuh pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Sehari sebelum Nyepi, Jumat, 28 Maret 2025, juga merupakan hari libur. Bila Anda menambahkan semua hari libur ini, termasuk akhir pekan, siswa akan memiliki total 11 hari libur mulai dari 28 Maret hingga 8 April 2025. Jadi, anak-anak akan bersenang-senang saat libur sekolah!